Kamis, 30 April 2020

SUSI PUDJIASTUTI : UNTOLD STORY



1. Susi adalah anak sulung dari keluarga Haji Karlan yg kaya raya dan jadi tuan tanah di Pangandaran. Meskipun orang tuanya kaya raya, Susi dan saudara-saudaranya tidak pernah dimanjakan oleh orangtuanya. Susi sudah jualan dadar gulung keliling kampung sejak SMP. Adiknya jualan bensin eceran.
2. Susi dikenal cemerlang di bidang akademik sejak kecil. Ia berhasil masuk ke SMA favorit di Jogja. Saat SMA saja buku bacaannya sudah berat-berat, misal buku filsafat dan politik berbahasa Inggris. Sayangnya Susi sakit-sakitan dan sering pingsan di sekolah. Selain karena kondisi kesehatan, Susi juga merasa bahwa bersekolah itu tidak cocok untuknya, sehingga akhirnya ia memutuskan untuk drop out di kelas 2 SMA.
3. Setelah berhenti sekolah, berbekal uang 750 ribu hasil menjual perhiasan, Susi mulai menjadi bakul ikan. Kemampuannya makin terasah setelah berjualan ikan bersama suami pertamanya, Yoyok. Meski mereka akhirnya bercerai.
4. Sebagai bakul, Susi dikenang oleh para nelayan karena ia tidak menekan harga dan menawar serendah-rendahnya agar mendapat keuntungan besar. Sebaliknya, Susi justru selalu membeli ikan dg harga tinggi. Bahkan pelelangan ikan tidak akan dimulai sebelum Susi atau pegawainya datang. Susi memang ingin agar kehidupan nelayan bisa menjadi lebih baik.
5. Tahun 1996 Susi mendirikan pabrik pengolahan ikan yg hasilnya diekspor hingga ke luar negeri. Sejak 1999 Susi mengajukan proposal pendanaan untuk membeli pesawat terbang, karena ia ingin agar ikan-ikannya bisa diangkut dengan cepat. Baru di tahun 2004 ide gila itu terwujud dan Susi bisa membeli sebuah Cessna Caravan seharga 20 milyar dg pinjaman bank.
6. Tanggal 26 Desember 2004 terjadi tsunami di Aceh. Di saat orang lain masih rapat tentang pemberian bantuan, Susi sudah bergerak ke Aceh. Pesawat Susi Air tercatat sebagai pesawat pertama dari luar Aceh yg menembus lokasi tsunami dua hari setelah kejadian. Pesawatnya mendarat di pulau Simeulue yg terdekat dengan pusat gempa. Pesawat Susi Air juga menjadi yang pertama berani mendarat di Lhokseumawe 5 hari setelah kejadian, padahal saat itu tidak ada pesawat yang berani ke sana karena runway retak. Pesawat Susi pula yg pertama mendarat di Meulaboh. Sebelum mendarat mereka terbang rendah sambil melihat situasi runway. Kedatangannya sangat penting karena berdasarkan laporannya lah diketahui bahwa landasan Meulaboh hanya mengalami kerusakan ringan, sehingga pesawat-pesawat lain yang membawa bantuan berani masuk. Pesawat yang dipakai Susi ke Aceh adalah pesawat miliknya satu-satunya (ketika itu). Plus itu adalah pesawat baru yang belum diasuransikan. Kalau sampai terjadi kecelakaan, ia akan totally lost. Tapi resiko tinggi berani ia ambil demi membantu orang lain.
7. Tidak hanya memberi bantuan logistik pasca tsunami. Susi benar-benar berperan besar dalam memulihkan kehidupan masyarakat Simeulue. Susi membangun tenda di pasir pantai agar nelayan berani kembali ke kampungnya lagi. Awalnya warga masih takut dan mereka dituduh gila. Susi terus berupaya mendampingi nelayan setempat agar kembali berani melaut. Saat itu nelayan di sana masih trauma, alat-alat penangkap ikan pun hancur semua. Susi kemudian mengirim nelayan-nelayan asal pangandaran ke Simeulue untuk berbagi pengetahuan, lengkap dengan pemberian 20 perahu dan alat penangkap ikan. Juga bensin gratis. Nelayan setempat diajari cara menangkap lobster. Lalu lobsternya dibeli oleh Susi. Awalnya harga pasaran lobster di sana sekitar 30-45 ribu/kg. Bukannya senang, Susi malah keberatan dan menganggap harga itu terlalu rendah. Susi minta agar semua dibeli dengan harga 80 ribu/kg. Karena harga yang tinggi, warga berbondong-bondong kembali melaut. Prinsip Susi, cari untung tetap perlu, tapi jangan terlalu banyak agar nelayan bisa hidup dengan baik. Tidak heran masyarakat setempat menganggap Susi sebagai penyelamat mereka. ðŸ˜ƒ
8. Saat mengangkut hasil laut, biasanya ada beberapa bangku yang kosong di pesawat. Bangku-bangku ini diperebutkan karena gratis. Dari situlah, Susi Air berkembang menjadi maskapai reguler pengangkut orang juga (dan bukan hanya ikan). Tahun 2005, Susi sudah memiliki 3 pesawat sehingga bisa memulai penerbangan berjadwal dari Medan ke beberapa tempat.
9. Pada tahun 2014, armada Susi Air sudah berjumlah 49 unit. Sayangnya sulit mendapatkan pilot Indonesia yg mau bergabung. Pilot-pilot Indonesia tidak berminat masuk Susi Air karena mereka merasa lebih bergengsi menerbangkan Boeing atau Airbus. Mereka juga gak berminat terbang ke pelosok-pelosok Indonesia. Pilot asing justru sangat antusias bekerja di Susi Air. Mereka suka alam Indonesia yang eksotis. Dari 179 pilot di Susi Air di tahun 2014, 175 orang adalah pilot asing. Bayangkan, bos yang seorang wanita Indonesia mempekerjakan begitu banyak 'bule' ðŸ˜„.
10. Susi sangat memperhatikan masalah lingkungan sejak puluhan tahun lalu. Ia meminta nelayan agar lubang jaring dibuat besar sehingga anak-anak ikan tidak tertangkap. Ia minta agar nelayan tidak menangkap lobster yg sedang bertelur. Ketika nelayan tak juga 'menurut', akhirnya Susi membeli semua lobster yg ditangkap nelayan, lalu melepas lagi lobster-lobster yg bertelur itu ke laut! Ikan langka juga ia beli dengan harga mahal untuk dilepas kembali ke laut. Susi juga sangat peduli dan punya kegelisahan besar terhadap kerusakan lingkungan. Ia sering mengambil foto-foto illegal logging, illegal mining dan illegal fishing dari atas pesawatnya.
Pencapaian-pencapaian Susi memang tak lepas dari sifatnya yg seorang pekerja keras. Di kamus Susi, kata orang2 dekatnya, tidak ada kata "tidak bisa". Sebelum menyuruh orang lain melakukan sesuatu, ia harus melakukan dan menguasainya lebih dahulu.
Lalu bagaimana kita? Sudahkah kita berguna dan berbuat sesuatu untuk orang banyak? Atau kita hanya bisa nyinyir dan menghujat pihak lain, sementara kontribusi kita ke masyarakat masih nol?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar